AGROFORESTRI BERBASIS KONSERVASI
Agroforestry menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan, “ sistem pertanian tanaman pangan dan
tanaman kehutanan yang ditanam dalam lahan yang sama ”. Dari pengertian
tersebut, agroforestri tentunya merupakan teknik pertanian yang sangat efektik
untuk dilakukan. Teknik agroforestri sebenarnya sudah lama dikenal, tetapi
tidak banyak yang menerapkan teknik ini. Bukan hanya tanaman pangan saja yang
dibudidayakan, tetapi juga tanaman kehutanan yang diharapakan memberikan
keuntungan tambahan bagi petani.
Mungkin kita berpikir
bahwa pertanian secara umum dapat merusak ekosistem hutan, karena dalam
budidaya pertanian mengharuskan pembukaan lahan hutan baik itu dalam skala
kecil maupun dalam skala luas. Apalagi pada jaman sekarang yang sedang maraknya
pembukaan lahan besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan baik itu untuk
budidaya tanaman perkebunan maupun tanaman hutan atau biasa yang biasa disebut
Hutan Tanaman Insdustri (HTI), tetapi tanaman yang dibudidayakan hanya satu
komoditi saja sehingga usaha pertanian seperti ini dianggap tidak efektif dan
merusak ekosistem hutan melalui pembukaan lahan perusahaan ini.
Perlu diketahui,
model-model agroforestri ini terbagi menjadi agroforestri sederhana dan
agroforestri komplek. Agroforestri sederhana berupa kombinasi penanaman tanaman
hutan/pohon dengan satu atau dua jenis tanaman pangan saja, sedangkan yang
komplek terdiri dari tanaman hutan/pohon dengan berbagai jenis tanaman pangan
dan juga terdapat perikanan dan peternakan dalam areal lahan tersebut.
Agroforestri dianggap
sebagai teknik pertanian ramah lingkungan, karena sistem pertanian ini
merupakan sistem pertanian alternatif diantara pertanian konvensional yang
sebagian besar menggunakan bahan kimia dalam budidayanya. Melalui agroforestri
komplek saja dimana dalam agroforestri juga terdapat perikanan dan peternakan,
kemudian limbah dari perikanan serta kotoran ternak dapat manfaatkan sebagai
pupuk organik yang ramah lingkungan. Artinya sistem agroforestri ini bisa
dikatakan sebagai sistem pertanian organik. Seperti yang kita tahu pertanian
organik adalah sistem pertanian yang ramah lingkungan karena dalam aktivitasnya
pemanfaatan bahan-bahan alami sangat lebih diutamakan. Dibeberapa daerah petani
mulai mengunakan sistem pertanian tersebut. Misalnya di daerah Kapuas Hulu,
sebagaimana dimuat di Tribun bahwa desa Nanga Yen, Kecamatan Hulu Gurung, telah
melakukan pertanian organik dan melakukan panen perdananya pada tanggal 02
April 2017. (dimuat di Tribun Pontianak, Senin, 03 April 2017).
Melalui agroforestri,
budidaya pertanian bukan hanya untuk meraut keuntungan hasil dari produksi
pertanian, tetapi petani sekaligus memberikan kontribusi terhadap lingkungan dengan
menanam tanaman hutan pada lahan yang sama dengan tanaman pangan. Artinya apa,
petani tidak perlu membuka lahan yang luas untuk menanam tanaman pangan dan
tanaman hutan secara terpisah. Cukup dengan satu areal lahan dan
dibudidayakanlah tanaman pangan dan tanaman hutan tersebut dan juga lahan
budidaya agroforestri ini sifatnya menetap pada sebidang lahan tanpa
berpindah-pindah.
Konservasi meliputi
perlindungan yang berarti melindungi proses ekologis dan sistem penyangga
kehidupan, pelestarian yang melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman
hayati, serta pemanfataan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
Peran agroforestri
dalam konservasi yaitu dalam konservasi tanah dan air. Selain itu agroforestri
juga ikut andil dalam penyerapan karbondioksida (CO2) bebas yang tentunya
mengurangi kuantitas gas rumah kaca. Seperti yang kita ketahui, peningkatan
jumlah penduduk yang dalam aktivitasnya sekarang ini misalnya kendaraan
bermotor. Tapi pada saat yang sama jumlah pepohonan yang seharusnya mampu
mengatasi ini sekarang sudah berkurang.
Selanjutnya, dengan
kawasan areal pertanian seperti ini, kondisi hidrologi kawasan pertanian menjadi
optimal karena penyerapan air dari tanaman agroforestri ini sangat baik.
penyerapan air yang maksimal memungkinkan kondisi hidrologi tanah juga baik
sehingga aktivitas mikroorganisme dan senyawa kimia tanah juga tetap terjaga
sehingga tanah areal tanam menjadi subur. Senyawa kimia yang terdapat di dalam
tanah tidak hilang terbawa oleh aliran massa yang menyebabkan berkurangnya
sumber nutrisi tanah untuk tanaman. Dengan terjadinya keseimbangan dalam
ekologi seperti ini, kondisi tanah dan lingkungan menjadi sangat baik dan tidak
terjadi kerusakan yang menimbulkan efek negatif untuk lingkungan dan tentunya
areal pertanian agar tetap bertahannya produktivitas lahan pertanian.
Dampak positif yang
dihasilkan dari agroforestri ini sangat bermanfaat sekali bagi kelestarian
lingkungan areal pertanian dan bahkan untuk kemanusiaan. Betapa penting
kelestarian lingkungan, karena apapun yang dilakukan terhadap alam maka akan
mendapat timbal balik darinya baik itu positif mau negatif. Jadi mulai sekarang
mengapa tidak kita memulai era pertanian yang lestari dan menguntungkan.
0 komentar:
Posting Komentar