Our social:

Kamis, 05 Juli 2018

AGROFORESTRI BERBASIS KONSERVASI


Agroforestry menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan, “ sistem pertanian tanaman pangan dan tanaman kehutanan yang ditanam dalam lahan yang sama ”. Dari pengertian tersebut, agroforestri tentunya merupakan teknik pertanian yang sangat efektik untuk dilakukan. Teknik agroforestri sebenarnya sudah lama dikenal, tetapi tidak banyak yang menerapkan teknik ini. Bukan hanya tanaman pangan saja yang dibudidayakan, tetapi juga tanaman kehutanan yang diharapakan memberikan keuntungan tambahan bagi petani.   
Mungkin kita berpikir bahwa pertanian secara umum dapat merusak ekosistem hutan, karena dalam budidaya pertanian mengharuskan pembukaan lahan hutan baik itu dalam skala kecil maupun dalam skala luas. Apalagi pada jaman sekarang yang sedang maraknya pembukaan lahan besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan baik itu untuk budidaya tanaman perkebunan maupun tanaman hutan atau biasa yang biasa disebut Hutan Tanaman Insdustri (HTI), tetapi tanaman yang dibudidayakan hanya satu komoditi saja sehingga usaha pertanian seperti ini dianggap tidak efektif dan merusak ekosistem hutan melalui pembukaan lahan perusahaan ini.
Perlu diketahui, model-model agroforestri ini terbagi menjadi agroforestri sederhana dan agroforestri komplek. Agroforestri sederhana berupa kombinasi penanaman tanaman hutan/pohon dengan satu atau dua jenis tanaman pangan saja, sedangkan yang komplek terdiri dari tanaman hutan/pohon dengan berbagai jenis tanaman pangan dan juga terdapat perikanan dan peternakan dalam areal lahan tersebut.
Agroforestri dianggap sebagai teknik pertanian ramah lingkungan, karena sistem pertanian ini merupakan sistem pertanian alternatif diantara pertanian konvensional yang sebagian besar menggunakan bahan kimia dalam budidayanya. Melalui agroforestri komplek saja dimana dalam agroforestri juga terdapat perikanan dan peternakan, kemudian limbah dari perikanan serta kotoran ternak dapat manfaatkan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan. Artinya sistem agroforestri ini bisa dikatakan sebagai sistem pertanian organik. Seperti yang kita tahu pertanian organik adalah sistem pertanian yang ramah lingkungan karena dalam aktivitasnya pemanfaatan bahan-bahan alami sangat lebih diutamakan. Dibeberapa daerah petani mulai mengunakan sistem pertanian tersebut. Misalnya di daerah Kapuas Hulu, sebagaimana dimuat di Tribun bahwa desa Nanga Yen, Kecamatan Hulu Gurung, telah melakukan pertanian organik dan melakukan panen perdananya pada tanggal 02 April 2017. (dimuat di Tribun Pontianak, Senin, 03 April 2017).
Melalui agroforestri, budidaya pertanian bukan hanya untuk meraut keuntungan hasil dari produksi pertanian, tetapi petani sekaligus memberikan kontribusi terhadap lingkungan dengan menanam tanaman hutan pada lahan yang sama dengan tanaman pangan. Artinya apa, petani tidak perlu membuka lahan yang luas untuk menanam tanaman pangan dan tanaman hutan secara terpisah. Cukup dengan satu areal lahan dan dibudidayakanlah tanaman pangan dan tanaman hutan tersebut dan juga lahan budidaya agroforestri ini sifatnya menetap pada sebidang lahan tanpa berpindah-pindah.
Konservasi meliputi perlindungan yang berarti melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan, pelestarian yang melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, serta pemanfataan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
Peran agroforestri dalam konservasi yaitu dalam konservasi tanah dan air. Selain itu agroforestri juga ikut andil dalam penyerapan karbondioksida (CO2) bebas yang tentunya mengurangi kuantitas gas rumah kaca. Seperti yang kita ketahui, peningkatan jumlah penduduk yang dalam aktivitasnya sekarang ini misalnya kendaraan bermotor. Tapi pada saat yang sama jumlah pepohonan yang seharusnya mampu mengatasi ini sekarang sudah berkurang.
Selanjutnya, dengan kawasan areal pertanian seperti ini, kondisi hidrologi kawasan pertanian menjadi optimal karena penyerapan air dari tanaman agroforestri ini sangat baik. penyerapan air yang maksimal memungkinkan kondisi hidrologi tanah juga baik sehingga aktivitas mikroorganisme dan senyawa kimia tanah juga tetap terjaga sehingga tanah areal tanam menjadi subur. Senyawa kimia yang terdapat di dalam tanah tidak hilang terbawa oleh aliran massa yang menyebabkan berkurangnya sumber nutrisi tanah untuk tanaman. Dengan terjadinya keseimbangan dalam ekologi seperti ini, kondisi tanah dan lingkungan menjadi sangat baik dan tidak terjadi kerusakan yang menimbulkan efek negatif untuk lingkungan dan tentunya areal pertanian agar tetap bertahannya produktivitas lahan pertanian.
Dampak positif yang dihasilkan dari agroforestri ini sangat bermanfaat sekali bagi kelestarian lingkungan areal pertanian dan bahkan untuk kemanusiaan. Betapa penting kelestarian lingkungan, karena apapun yang dilakukan terhadap alam maka akan mendapat timbal balik darinya baik itu positif mau negatif. Jadi mulai sekarang mengapa tidak kita memulai era pertanian yang lestari dan menguntungkan.

0 komentar:

Posting Komentar